Selasa, 25 Mei 2010

Mutiara Lombok

Mutiara dulu dianggap sebagai "Air Mata Dewa" sering juga disebut "Ratu Batu Permata" dan hampir semua orang kagum akan keindahannnya. Oleh karena itu, apabila Mutiara dijadikan hadiah atau koleksi, akan menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi yang mengenakannya mengingat nilai estetika yang terpancar dari kilaunya. Mutiara juga merupakan lambang kerendahan hati, kesucian dan kemurnian, Selain itu pula sebagai gambaran cinta kasih, kesuksesan dan kebahagiaan.

Mutiara dikenal sebagai perhiasan paling tua. Tak hanya itu, selama beberapa abad, harga mutiara alam bersaing dengan berlian yang diklaim sebagai batu permata tereksklusif. Di dunia, saat ini south sea pearls menempati posisi tertinggi sebagai mutiara kualitas terbaik. Mengalahkan mutiara akoya, mutiara asal Tahiti, dan air tawar. Pasalnya, south sea pearls memiliki ukuran yang luar biasa besar dibandingkan jenis lainnya. Selain itu, kilaunya pun lebih cemerlang.

Di Indonesia, mutiara Lombok mendapat kehormatan sebagai penghasil devisa dalam negeri. Karena mutiara yang dihasilkan oleh pulau berpanorama indah ini termasuk dalam kategori south sea pearls terbaik di dunia. Maka, tak salah jika mutiara Lombok jadi incaran banyak orang, baik di dalam maupun luar negeri.
Lombok pun patut dapat acungan jempol karena berhasil mengungguli negara penghasil mutiara lainnya seperti Australia, Tahiti, Myanmar, dan Filipina. Bahkan data Departemen Kelautan dan Perikanan menyebutkan Indonesia kini menjadi pemimpin negara pengekspor mutiara air laut. Tak heran karena Lombok sudah menjadi penghasil mutiara sejak dulu dan merupakan produsen mutiara utama di Tanah Air.

Mutiara jenis premium sangat digemari wisatawan Asia baik dari Korea, Jepang, Malaysia, maupun Singapura, dan lain-lain. Namun menghasilkannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan satu butir south sea pearl kelas satu. Dari awal penangkapan induk sampai proses akhir butuh waktu empat tahun.


Jenis- jenis Mutiara

Pertama-tama kita harus bisa membedakan apakah mutiara itu palsu atau tidak? Karena harga mutiara relatif mahal sehingga kemungkinan pemalsuan juga dilakukan.Banyak cara yang dilakukan manusia untuk menghasilkan mutiara yang serupa dengan aslinya. Bahannya pun bervariasi dari jenis batuan tertentu, kaca, plastik, dan bahkan bagian dari cangkang kerang.
Mutiara juga disortir apakah mutiara itu terbungkus nacre (nacreous) atau tidak (non nacreous)? Apakah mutiara itu terbentuk alami atau hasil budidaya? Mutiara yang terbungkus nacre adalah mutiara yang umum beredar di pasaran dan mayoritas adalah mutiara hasil budidaya. Sangat kecil kemungkinan mutiara alami (dan terbungkus nacre) beredar di pasaran dengan harga murah. Sayangnya, masih sangat sulit membedakan antara mutiara yang tak terbungkus nacre dengan mutiara yang dibentuk dari cangkang kerang, karena keduanya memiliki komposisi yang sama.

Namun peminat mutiara tanpa nacre memang masih sedikit disamping selama ini kegiatan budidayanya baru ddijajaki (khusus beberapa mutiara eksotis dari beberapa siput). Parameter tambahan lain yang jadi bahan pertimbangan pemilihan mutiara adalah dari mana mutiara itu berasal. Apakah mutiara itu adalah mutiara air tawar atau mutiara air laut?
Pengelompokkan juga terjadi dalam produk mutiara laut, apakah mutiara itu adalah mutiara Akoya atau South Sea (mutiara lombok termasuk dalam jenis ini) atau Tahiti (yang beberapa kalangan juga menggolongkan sebagai bagian dari mutiara South Sea)? Pengetahuan ini memang dibutuhkan mengingat mutiara air tawar relatif lebih murah dibandingkan mutiara air laut.
Bahkan untuk mutiara air laut juga terdapat pengelompokkan harga menurut jenis mutiaranya, mutiara Akoya relatif lebih murah dibandingkan mutiara Tahiti dan apalagi South Sea. Perbandingan harga mutiara dengan kualitas kilau yang sama antara mutiara Akoya dan South Sea (misalnya) bisa sangat jauh apalagi dibandingkan antara mutiara South Sea dan mutiara air tawar. Indonesia semestinya bersyukur karena mutiara South Sea banyak diproduksi dari perairan Indonesia.



Kwalitas Mutiara

Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh:
1. Ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter,
2. Bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara,
3. Lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya,
4. Permukaannya tidak cacat, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara,
5. Warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.
Ada dua sistem yang dikenal dalam penentuan kualitas mutiara yaitu AAA-A dan A-D. Secara detail, kualifikasi mutiara menurut sistem AAA-A adalah sebagai berikut
AAA: Mutiara kualitas terbaik, tanpa bercak. Sangat berkilau dan setidaknya 95% permukaan tak cacat
AA: Sangat berkilau dan 75%
A: Mutiara perhiasan kelas terendah, kilau kurang dan >25% permukaan mutiara bercacat
Sedangkan sistem A-D adalah sebagai berikut:
A: Mutiara kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%>
B: Sangat berkilau atau kilau sedang. Terlihat sedikit cacat namun tak lebih 30% dari luas permukaan
C: Kilau sedang, cacat permukaan tak lebih 60%
D: Memiliki cacat sedikit namun tak dalam dan tak lebih 60% dari luas permukaan.




Sumber : http://ramdhoni.blogsome.com/2009/08/14/sekilas-mutiara-lombok/

1 komentar:

Mutiara lombok adalah sebuah karunia keindahan yang luar biasa, keindahannya mampu mempesona setiap mata yang memandangnya. Indah luar biasa

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites